Yup! Harta paling berharga itu adalah keluarga. Apalagi mereka masih utuh dan ada. Selamat ulang tahun Robby.
Minggu, 23 Oktober 2016
Jumat, 07 Oktober 2016
My King (2015)
imdb.com |
Umumnya istri mengharapkan tiga
hal ini kepada suaminya. Pertama, setia
kepadanya. Kedua, memenuhi kebutuhan
ekonominya. Ketiga, selalu memiliki
waktu bersamanya. Apabila ketiga hal tadi tidak terpenuhi atau kurang salah
satu niscaya rumah tangga riskan goyah.
Tony (Emmanuelle Bercot) mengalami kecelakaan saat berseluncur di bukit es yang membuatnya harus menjalani
rehabilitasi di rumah sakit khusus penangan tulang. Selama rehabilitasi tersebut
dia merenung kembali awal dan akhir hubungannya dengan Giorgio (Vincent Cassel): bagaimana permulaan dia jatuh
cinta, memutuskan memiliki anak dan menikah, hingga hadirnya berbagai konflik
yang memaksanya memilih jalan berpisah.
Plot yang demikian di atas sebetulnya telah umum diangkat ke sebuah film (bukan hal baru). Akan tetapi baru kali ini
saya melihat─berkat performa jajaran aktor dan aktrisnya─antara penonton dan
tokoh-tokoh di dalam film itu seakan tidak berjarak. Emmanuelle Bercot dan Vincent
Cassel berhasil menghadirkan chemistry
yang membuat saya merasa they are truly
couple. Sama sekali tidak terlihat bahwa itu akting, including sexual scenes.
rottentomatoes.com |
Keberhasilan para aktor dan
aktris tersebut tidak terlepas dari naskah apik garapan Etienne Comar dan
Maiwenn. Sepanjang 120 menit kita akan menemukan dialog-dialog yang segar,
cerdas, dan penuh humoris. Salah satu favorit saya saat Tony menginginkan
hubungan yang statis bukan fluktuatif
dengan menggerakan tangannya secara horisontal kepada Giorgio. Dan tahu
apa yang dijawab Giorgio, “Seperti elektrokardiogram, hah? Kalau kita lurus
saja itu berarti kita mati.” Wow!
Selain itu, film ini juga menyuguhkan banyak gambar yang bagus sebagai bukti keseriusan sang sutradara, Maiwenn.
Ada satu adegan Tony dan Giorgio menggendong buah hati mereka untuk pertama
kali pasca persalinan. Terus terang saja dalam adegan tersebut saya terkesima,
bagaimana mungkin Maiwenn bisa mendapatkan ekpresi sang bayi yang masih kagok
melihat ayah dan ibunya. Really, that scene make me want kids.
fmovies.to |
Terlepas dari ending-nya yang kurang memuaskan (menimbulkan
multitafsir: apakah mereka rujuk kembali atau tidak?), saya memberi bintang
lima (sempurna) kepada film ini. Bukan disebabkan saya pencinta drama, melainkan film ini
telah memenuhi semua indikator penilaian. Bahkan, keselarasan naskah dengan
implementasi akting dari aktor dan aktrisnya menjadi nilai tambah. Sehabis menyaksikan
My King (2015) saya menjadi berpikir, apakah mungkin aktor dan aktris Indonesia
mampu membangun chemistry layaknya
Bercot dan Cassel dalam kultur negara yang menjunjung nilai-nilai kesopanan? Mungkin
sulit, tapi bukan mustahil.
My King (2015) dapat ditonton streaming di sini.
Langganan:
Postingan (Atom)